Wednesday, September 29, 2010

Penyimpangan prilaku remaja

Penyimpangan Perilaku Remaja
I. Latar Belakang
Fase remaja merupakan masa perkembangan individu yang sangat penting. Harold Alberty mengemukakan bahwa masa remaja merupakan suatu periode dalam perkembangan yang dijalani seseorang yang terbentang sejak berakhirnya masa kanak-kanak sampai dengan awal masa dewasa. Conger berpendapat bahwa masa remaja merupakan masa yang sangat kritis yang mungkin dapat merupakan the best of time and the worst of time.

Kita menemukan berbagai tafsiran dari para ahli tentang masa remaja :
• Freud menafsirkan masa remaja sebagai suatu masa mencari hidup seksual yang mempunyai bentuk yang definitif. Charlotte Buhler menafsirkan masa remaja sebagai masa kebutuhan isi-mengisi. Spranger memberikan tafsiran masa remaja sebagai masa pertumbuhan dengan perubahan struktur kejiwaan yang fundamental.
• Hofmann menafsirkan masa remaja sebagai suatu masa pembentukan sikap-sikap terhadap segala sesuatu yang dialami individu.
• G. Stanley Hall menafsirkan masa remaja sebagai masa storm and drang (badai dan topan).
Para ahli umumnya sepakat bahwa rentangan masa remaja berlangsung dari usia 11-13 tahun sampai dengan 18-20 tahun. Pada rentangan periode ini terdapat beberapa indikator perbedaan yang signifikan, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Oleh karena itu, para ahli mengklasikasikan masa remaja ini ke dalam dua bagian yaitu:
• remaja awal (11-13 th s.d. 14-15 th)
• remaja akhir (14-16 th s.d.18-20 th).
Masa remaja ditandai dengan adanya berbagai perubahan, baik secara fisik maupun psikis, yang mungkin saja dapat menimbulkan problema tertentu bagi si remaja. pabila tidak disertai dengan upaya pemahaman diri dan pengarahan diri secara tepat, bahkan dapat menjurus pada berbagai tindakan kenakalan remaja dan kriminal.

II. Tujuan
Adapun tujuan dalam penyusunan tugas ini yaitu :
1. untuk mengetahui berbagai pemyimpangan yang dilakukan oleh remaja
2. untuk mengetahui arah perkembangan remaja
3. sebagai cermin bagi penyusun atau pembaca untuk menghindarkan diri dari penyimpangan-penyimpangan perilaku


III. Data
Beberapa penyimpangan perilaku yang terjadi pada remaja antara lain:
1. Sebagian besar remaja merokok
2. Remaja (wanita) keluar rumah dengan pakaian mini
3. Penyalahgunaan teknologi

IV. Analisis Data
1. Sebagian besar remaja merokok
Dari data statistik yang dikeluarkan oleh WHO, diketahui bahwa Indoesia sebagai negara menjadi konsumen rokok peringkat 3 setelah beberapa negara lainnya. Statistik Perokok dari kalangan anak-anak dan remaja :
• Pria = 24.1% anak/remaja pria
• Wanita = 4.0% anak/remaja wanita
• Atau 13.5% anak/remaja Indonesia
Dalam hal ini tindakan merokok merupakan tindakan merusak kesehatan sendiri, begitu juga tabungan dan penghasilan kita. Menghirup racun rokok secara kontinyu, tidaklah jauh berbeda dengan menghirup bakteri-bakteri penyakit. Ekstimnya, tindakan merokok hampir serupa dengan menghirup flu babi, yakni mencari penyakit yang akan membawa kematian lebih tragis. Dan jika tidak ada pencegahan yang serius dalam menghambat pertumbuhan rokok, maka setidaknya 8 juta orang akan meninggal akibat rokok pada tahun 2030. Dan abad 21 ini, akan ada 1 miliar orang meninggal akibat penyakit disebabkan rokok andai saja tidak ada usaha mencegah pertumbuhan rokok. Jika kita melihat secara mendalam, maka rokok tidak jauh berbeda dengan candu atau esktrimnya adalah narkoba. Demi rokok, seorang (remaja) rela mengurangi jatah makanan yang bergizi bagi dirinya. Bahkan ia menghabiskan uang rokok yang jauh lebih besar daripada biaya kepentingan hidup lainnya. Dan akhirnya masa depan terutama bagi remaja akan sangat buram.
2. Remaja (wanita) keluar rumah dengan pakaian mini
Media informasi merupakan hal yang sangat dibutuhkan khususnya dikalangan remaja, akan tetapi ironisnya informasi yang disenangi kalangan remaja adalah informasi yang berbau hal-hal negatif yang disertai dengan tidak adanya filterisasi atas informasi itu sendiri, baik informasi yang berbentuk bacaan, tayangan, audio visual, internet dan sebagainya.

Remaja cendrung mengadopsi budaya Barat. Sedangkan mereka tidak sadar bahwa di balik itu mereka dimanfaatkan oleh negara lain untuk merusak moral manusia khususnya remaja Indonesia. Ironisnya, ketika remaja ditanyakan kehidupan dan kebiasaannya, mereka punya alasan simple dengan mengatakan anak gaul, funky, modern dan alasan-alasan lain yang tidak sejalan dengan kultur, etika, dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.

Proses sosialisasi diri yang berjalan tidak sempurna ini dapat membentuk kepribadian yang menyimpang. Telah kita ketahui bersama bahwa remaja yang mencari identitas dirinya akan melakukan apa saja demi sesuatu yang belum ia ketahui. Rasa keingintahuan yang besar dan sikap yang selalu menelan mentah-mentah apa yang ia temui dalam bersosialisasi inilah yang membuat ia melakukan tindakan yang menyimpang.


3. Penyalahgunaan teknologi
Kemajuan teknologi saat ini tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Berbagai informasi yang terjadi di berbagai belahan dunia kini telah dapat langsung kita ketahui berkat kemajuan teknologi (globalisasi). Kalau dahulu kita mengenal kata pepatah “dunia tak selebar daun kelor”, sekarang pepatah itu selayaknya berganti; dunia saat ini selebar daun kelor, karena cepatnya akses informasi di berbagai belahan dunia membuat dunia ini seolah semakin sempit dikarenakan kita dapat melihat apa yang terjadi di Amerika misalnya, meskipun kita berada di Indonesia.
Tentu kemajuan teknologi ini menyebabkan perubahan yang begitu besar pada kehidupan umat manusia dengan segala peradaban dan kebudayaannya. Perubahan ini juga memberikan dampak yang begitu besar terhadap transformasi nilai-nilai yang ada di masyarakat. Saat ini, dapat kita saksikan begitu besar pengaruh kemajuan teknologi terhadap nilai-nilai kebudayaan yang di anut masyarakat, baik masyarakat perkotaan maupun pedesaan (modernisasi). Kemajuan teknologi seperti televisi, telepon dan telepon genggam (HP), bahkan internet bukan hanya melanda masyarakat kota, namun juga telah dapat dinikmati oleh masyarakat di pelosok-pelosok desa. Akibatnya, segala informasi baik yang bernilai positif maupun negatif, dapat dengan mudah di akses oleh masyarakat. Dan di akui atau tidak, perlahan-lahan mulai mengubah pola hidup dan pola pemikiran masyarakat khususnya masyarakat pedesaan dengan segala image yang menjadi ciri khas mereka.
Contoh kecil, dengan sebuah Hp yang sesungguhnya sebagai a;at komunikasi, akan memudahkan anak/remaja berkomunikasi dengan orang tua maupun teman sebaya. Akan tetapi, dibalik itu tanpa pengawasan dari orang tua hal tersebut menjadi boomerang ketika ternyata HP tersebut disalah gunakan oleh anak untuk hal-hal yang negatif seperti menyimpan foto-foto ataupun video porno dan juga di gunakan sebagai alat yang memperlancar komunikasi dengan lawan jenis untuk hal-hal yang kurang bermanfaat seperti pacaran, sehingga dengan HP tersebut berdampak negatif pada anak seperti terjadinya pergaulan bebas, seks di luar nikah dan menurunnya prestasi belajar bahkan juga bisa terjadi pencurian (anak mengambil uang ataupun barang berharga milik orang tuanya tanpa izin hanya untuk membeli pulsa)
Selain HP, kemajuan teknologi juga di tandai dengan masuknya akses internet, internet saat ini telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan remaja. Lewat internet, mereka bisa mengakses segala informasi dari seluruh dunia. Tentu tak semua informasi yang disajikan adalah informasi yang layak di akses oleh remaja. Karena terkadang lewat internet mereka dapat dengan bebas menyaksikan segala hal yang berbau pornografi dan pornoaksi yang memang dapat di akses dengan mudah di dunia internet.

V. Rumusan Problematika
1. Kurang berpikir proporsional
Remaja, bila cara berpikirnya tidak proporsional, maka perbuatannya cenderung mengarah pada hal-hal yang negatif dan mudah terpengaruh. Akibatnya, banyak remaja yang melakukan banyak penyimpangan dengan alasan banyak mengekor pada temannya atau hanya sebatas happy fun saja.

2. Lemahnya pemahaman dan aplikasi norma
Remaja adalah salah satu elemen penting yang menjadi sasaran Barat dalam upaya konspirasi mereka terhadap berbagai negara khususnya Indonesia. Oleh karena itu remaja harus dituntut untuk mendalami ajaran agamanya secara komprehensif. Apabila setiap remaja mengetahui dan memahami ajaran agamanya serta norma-norma yang berlaku dalam masyarakat, maka mereka akan dapat membedakan hal baik dan buruk sehingga dapat mencegah diri dari semua itu..


3. Vulgaritas media informasi dan minim filter
Informasi merupakan hal yang sangat dibutuhkan khususnya dikalangan remaja akan tetapi ironisnya informasi yang disenangi kalangan remaja adalah informasi yang berbau hal-hal negatif yang disertai dengan tidak adanya filterisasi atas informasi itu sendiri, baik informasi yang berbentuk bacaan, tayangan, audio visual, internet dan sebagainya.

4. Kesukaan mengekor budaya Barat
Remaja cendrung mengadopsi budaya Barat. Sedangkan mereka tidak sadar akibat yang akan ditanggung ke depannya. Ironisnya, ketika remaja ditanyakan kehidupan dan kebiasaannya, mereka punya alasan simple dengan mengatakan anak gaul, funky, modern dan alasan-alasan lain yang tidak sejalan dengan kultur, etika, dan norma-norma yang berlaku di masyarakat.

No comments:

Post a Comment